h1

OPINI: G E I S H A

December 27, 2010

Gambaran profesi GEISHA ternyata banyak membingungkan masyarakat pada umumnya. Sekilas tertangkap kesan bahwa GEISHA tidak lebih semacam wanita panggilan.

Kesan bahwa GEISHA adalah hanya semacam wanita penghibur syahwat laki2 memang makin sukar dihindari. Selain dunia GEISHA memang sangat tertutup, mungkin penyebab hal yang lain adalah karena telah banyak terjadi penyimpangan filosofi ttg GEISHA itu sendiri. Dan masyarakat risih juga bila harus bercerita dengan gamblang apa itu GEISHA sesungguhnya di zaman dulu. Tapi almarhumah Ibu saya pernah sedikit cerita..jadi saya coba share apa yang saya ingat aja ya…

Orang awam, turis-turis umumnya mengira bahwa setiap wanita yang jalan-jalan di lorong-lorong kota Kyoto (sebuah ex-ibukota lama Jepang) dengan berpakaian kimono dan berpupur putih tebal itu adalah GEISHA. Perlu diketahui sesungguhnya bahwa :

1. Untuk memperoleh gelar GEISHA itu harus melewati beberapa tingkatan. Karena seorang wanita yang telah mendapat level GEISHA adalah seorang yang telah amat terlatih dan terasah dari keahliannya menjadi pekerja seni. Mereka pun sangat terlatih dalam mengontrol dirinya dan emosinya. Mereka pun sangat paham posisinya di dalam masyarakat yang masih paham dan memegang nilai-nilai tradisional. Sebelum menjadi GEISHA sebutan mereka adalah MAIKO (kalo ga salah lho….). Selama menjadi Maiko mereka harus terus berlatih bebagai ketrampilan seni tradisional Jepang. Jadi yang dilatih adalah berbagai aktifitas yg terkait dengan seni…Jadi bukan aktifitas spt memasak, ngeberesin rumah atau pekerjaan domestik lainnya.

2. Pada level Maiko saja, tidak sembarangan orang bisa bertemu dengannya. Semua ada aturan yg amat ketat yang harus dipatuhi para Maiko dan Geisha. Semua di pastikan bahwa harus dijalankan dengan disiplin dan dedikasi tinggi agar terhindar dari keribetan, contohnya ya…seperti salah penilaian dari masyarakat yang awam tadi.

Tentu saja pada tingkatan GEISHA, masyarakat umum lebih tidak mudah lagi untuk bisa menemuinya. Untuk menonton pertunjukkan seorang Maiko saja harus dengan perjanjian jauh-jauh hari sebelumnya. Apalagi untuk bisa bertemu dengan GEISHA (apalagi GEISHA yg top…sulittt banget lho…!). Geisha kalau mau pergi itu benar-benar dikawal dan tempat yang akan dilaluinya telah diperhitungkan dengan matang. Makanya tidak mungkin rasanya seorang GEISHA jalan-jalan santai mutar-mutar kota sendirian. Itu saya rasa hanya orang yang meniru gaya GEISHA dan ingin menjadi model turis-turis yang kurang mengerti bahwa mereka adalah GEISHA gadungan.

3. Yang perlu dipahami juga bahwa tidak semua laki-laki dapat menyentuh GEISHA hanya karena punya uang. GEISHA bukan wanita hiburan pemuas syahwat untuk banyak laki-laki.

Posisi GEISHA memang unik dan semakin complicated, dan makin sukar di terima di dunia serba modern sekarang ini. Karena posisinya berada di antara posisi ISTRI (sbg posisi kehormatannya tertinggi, tentu di mata laki-laki yang masih mengerti…!) dan wanita yang tubuhnya memang bisa untuk pemuas nafsu dengan sejumlah uang. Dengan kata lain bahwa GEISHA adalah tetap wanita yang terhormat dalam dunianya…

Seluruh hidup dan loyalitas total akan diberikan pada pada seorang tuan yang akan memeliharanya. Pada pemeliharanya ini, meski tanpa rasa cinta, GEISHA harus selalu harus bisa menyenangkan hati dan paham akan posisi dirinya di mata masyarakat luas, di mata keluarga sang pemelihara dan di mata dunia GEISHA itu sendiri. Contoh; GEISHA tidak diperbolehkan memiliki mimpi kelak sang tuan pemelihara dirinya akan menajdikan dirinya sebagai Istri sahnya. Atau sekedar mimpi bahwa suatu hari kelak masyarakat akan paham alasan (kesulitan2 hidup yg dialaminya) yang menyebabkan dirinya bekerja sebagai GEISHA. Semua berubah saat dirinya secara sadar sesadar-sadarnya ketika ikut mendaftarkan diri atau direkrut sebagai calon GEISHA. Dan sadar sesadar-sadarnya segala konsekuensi pilihan hidupnya itu.

GEISHA akan mematuhi segala kehendak tuan pemeliharanya…karena Beliau inilah yang mengganti biaya selama dirinya mengikuti berbagai keahlian sebelum menjadi GEISHA dan yang akan menanggung seluruh biaya kehidupannya selanjutnya.

Tapi banyak juga GEISHA yang kurang beruntung, karena tidak sampai bisa memiliki sang Babe yang memelihara dan menanggung seluruh biaya kehidupannya, maka seumur hidup GEISHA yang kurang beruntung tadi akan mendedikasikan hidupnya untuk segala sesuatu yang berhubungan dengan yang tradisonal-tradisional yang masih terus dipertahankan di tengah ke modernisasi Jepang.

Jadi kesimpulannya adalah Geisha adalah seseorang yang telah dilatih sedemikian rupa sedari masa kanak-kanaknya sehingga memiliki kontrol diri yang baik dan paham atas segala aturan yang harus mereka patuhi sepanjang sisa hidup mereka. GEISHA pun hanya seorang pekerja seni yang hidupnya telah diserahkan pada siapa pun yang bersedia menajadi pemeliharanya. Tetapi tetap saja sudah banyak yang menjerit memprotes kehadiran mereka…. Sungguh alangkah sulit kita memahami dan berbagi rasa untuk hal yang satu ini bukan…?

Karena saya muslim, maka sedikit tambahan dalam note saya ini. mencoba membandingkan dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam. Sesungguhnya filosofi Islam lebih dalam lagi. Di mana laki-laki diperbolehkan beristri lebih dari satu. Di mana kedudukan ke para istrinya berada di posisi yang sama alias sah…di mata Tuhan, hukum dan masyarakat luas. Harusnya itu lebih baik bukan…? Tapppppiiiii…..beraaaaatttt sekaleeee dalam pelaksanaannya….!!!!! Perlu suatu keikhlasan dan pemahaman agama yang benar-benar dalaaammmmmm…dan saya pun sampe sekarang blom nyampe-nyampe juga tuch….hehehehe…Sumpahhhh….sulittt benerrrr…hehehehe…Wong yg semacam GEISHA aja sudah sedemikian sulit kita bisa menerimanya…betul ga…????

Demikian sedikit share hari ini….Mhn maaf bila uraian saya masih banyak memiliki kekurangan.

Leave a comment